Teman

Jumat, 21 Juni 2013

JELANG KENAIKAN BBM

Jelang Kenaikan BBM, SPBU Diserbu Pelanggan
TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
Antrean kendaraan roda dua terlihat di SPBU Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (19/6/2013). Pengendara motor terpaksa membeli bahan bakar minyak (BBM) jenis pertamax karena habisnya persediaan premium akibat belum datangnya distribusi dari Pertamina. Jelang diumumkannya kenaikan harga BBM bersubsidi, terjadi peningkatan pembelian BBM jenis premium hingga 50 persen dari permintaan normal harian. TRIBUNNEWS/HERUDIN 
TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Menjelang pengumuman kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), antrean panjang kendaraan terlihat di Sentra Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Kotamobagu, Sulawesi Utara, beberapa hari terakhir.
"Kami sudah berjam-jam mengantre di sini, beberapa hari ini begini terus kondisinya," ujar Tomy, salah satu pengemudi becak motor, Jumat (21/6/2013).
Tomy mengaku tidak mempermasalahkan kenaikan harga BBMkalau memang hal itu harus dilakukan. Namun dia meminta jaminan pasokan BBM di SPBU lancar. "Biar naik harganya, yang penting lancar dan tidak menyiksa seperti ini," keluh Tomy.
Antrean di SPBU Kota Kotamobagu tersebut memang terlihat panjang dan mengular, karena hingga mencapai beberapa tikungan jalan. Warga yang ditemui umumnya mengeluhkan keterlambatan pasokan yang disampaikan oleh petugas SPBU.
Sementara itu, di Kota Manado belum terlihat antrean panjang yang berarti. "Ini masih normal-normal saja," ujar seorang pengemudi mikrolet.
Sehari sebelumnya, Kamis (20/6) menanggapi rencana pemerintah menaikkan harga BBM, elemen mahasiswa melakukan unjuk rasa di Kantor DPRD Provinsi Sulawesi Utara. Para mahasiswa ini berorasi menolak rencana pemerintah tersebut.
Merasa orasi yang dilakukan hampir dua jam tersebut tidak ditanggapi, para pengunjuk rasa lalu memaksa masuk ke dalam ruangan dewan. Ketika berada di dalam ruangan, mereka tidak menemui satu pun anggota dewan, sementara lampu serta AC dibiarkan terus menyala.
"Ini sebuah pemborosan dan sikap yang tidak menunjukkan keprihatinan terhadap penderitaan rakyat," teriak seorang pengunjuk rasa.
Para pengunjuk rasa juga sempat mencegat mobil salah satu anggota dewan yang diduga ingin kabur. Anggota dewan, Rosmawaty dari Partai Hanura tersebut lalu dipaksa menandatangani sikap penolakan terhadap kenaikan harga BBMdi selembar karton. (Kompas.com /Kontributor Manado, Ronny Adolof Buol)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar